Thursday, November 15, 2007

Akhirnya manusia

Hari ini boleh jadi Anda sedang menginginkan mobil dan rumah. Orang lain ada yang menginginkan lulus kuliah dan menikah. Yang lain lagi sedang berharap usaha yang dirintisnya akan mendapat sambutan meriah dari konsumen. Kemudian 5 tahun berikutnya mungkin semua itu ada yang terwujud, juga ada yang belum terwujud. Pencapaian hidup manusia di dunia ini bermilyar ragamnya, namun akhirnya manusia hanya ada dua: akhir yang baik (husnul khotimah) dan akhir yang buruk (su’ul khotimah).

Dalam kisah-kisah yang sebagian disampaikan dalam hadits Nabi (sayangnya saya kesulitan melacak sumbernya), ada kisah tentang seorang pelacur yang diampuni dosanya olah Allah karena berusaha keras mengambil air dari sumur menggunakan sepatunya hanya untuk memberi minum seekor anjing yang kehausan. Sebaliknya ada kisah seorang wanita yang mendapat siksa neraka karena mengurung kucingnya hingga mati kelaparan. Ada kisah seorang pembunuh yang mati di tengah perjalanan untuk bertaubat sehingga Allah ampuni dosanya. Sebaliknya ada kisah seorang rajin ibadah yang berakhir mati disalib karena pembunuhan setelah dia dijerumuskan setan melalui mabuk minuman keras. Orang itu memang rajin ibadah, sayangnya ibadahnya tanpa ilmu sehingga mudah ditipu.

“Jangan sepelekan amalan-amalan kecil,” demikian kata ustadz Quraish Shihab dalam sebuah tayangan program Ramadhan, sambil mengingatkan kisah pelacur yang menolong anjing kehausan. Boleh jadi amalan kecil itulah yang menjadi jalan datangnya ampunan Allah.
Salah satu rahasia terbesar bagi seorang manusia adalah waktu kematian. Bisa jadi kita mati nanti sore, bisa jadi besok, bisa jadi lusa. Kita tidak tahu. Kematian itu sebuah peluang statistik. Ketika peluang tersebut berinteraksi dengan tepat terhadap kondisi yang dipilih atau dihadapi manusia, dia bisa terjadi. Peluang Anda mati saat membaca tulisan ini secara normal adalah sangat kecil. Namun kalau Anda membaca sambil minum segelas obat nyamuk Baygon, tampaknya peluang matinya berubah drastis menjadi hampir pasti akan mati.


Cara paling cerdas untuk mencapai akhir yang baik adalah dengan selalu berbuat baik. Ini ilmu statistik yang sederhana. Kalau lebih banyak baik daripada buruk, maka peluang akhir yang baik tentu lebih tinggi. Mungkinkah kita banyak buruknya namun berakhir baik? Mungkin saja, tapi peluangnya kecil. Silahkah banyak maksiat, berzina, korupsi, lalu berharap mati dalam keadaan baik. Yakinkah bahwa saat hampir mati uang korupsinya sudah lunas dikembalikan, sudah taubat dari berzina, dan sudah meninggalkan maksiat? Pasti berat untuk drastis berubah dalam sekejab. Jadi, agar peluangnya tinggi harus dibiasakan dan terus dilakukan perbuatan yang baik-baik.

Suatu ketika saya meminjam telpon istri. Saat ponsel dinyalakan, muncul tulisan di layar : upayakan husnul khotimah. Wah, bagus nih, pikirku. Maka tulisan itupun kucontek untuk ‘greeting words’ layar ponselku.

Ya Allah, jadikanlah kami kembali dalam husnul khotimah. Amin....


Dikutip dari http://sepia.blogsome.com

No comments: