Wednesday, November 21, 2007

Sebuah Cerita


Suatu hari seorang tua bijak didatangi seorang pemuda yang sedang dirundung masalah. Tanpa membuang waktu pemuda itu langsung menceritakan semua masalahnya. Pak tua bijak hanya mendengarkan dengan seksama, lalu ia mengambil segenggam serbuk pahit dan meminta anak muda itu untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya serbuk pahit itu ke dalam gelas, lalu diaduknya perlahan.

Coba minum ini dan katakan bagaimana rasanya “, ujar pak tua.
“Pahit, pahit sekali,” jawab pemuda itu sambil meludah ke samping.
Pak tua itu tersenyum, lalu mengajak tamunya ini untuk berjalan ke tepi telaga belakang rumahnya. Kedua orang itu berjalan berdampingandan akhirnya sampai ketepi telaga yg tenang itu. Sesampai disana, Paktua itu kembali menaburkan serbuk pahit ketelaga itu, dan dengan sepotong kayu ia mengaduknya.
Coba ambil air dari telaga ini dan minumlah.”
Saat si pemuda mereguk air itu, Pak tua kembali bertanya lagi kepadanya, “Bagaimana rasanya ?”
“Segar,” sahut si pemuda.
“Apakah kamu merasakan pahit di dalam air itu ?” tanya pak tua.
“Tidak,” sahut pemuda itu.

Pak tua tertawa terbahak-bahak sambil berkata: “Anak muda, dengarkan baik-baik. Pahitnya kehidupan, adalah layaknya segenggam serbuk pahit ini, tak lebih tak kurang. Jumlah dan rasa pahitnyapun sama dan memang akan tetap sama. Tetapi kepahitan yg kita rasakan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki. Kepahitan itu akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkannya. Jadi saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu yg kamu dapat lakukan, lapangkanlah dadamu menerima semuanya itu, luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu.”
Pak tua itu lalu kembali menasehatkan :Hatimu adalah wadah itu. Perasaanmu adalah tempat itu. Kalbumu adalah tempat kamu menampung segalanya. Jadi jangan jadikan hatimu seperti gelas, buatlah laksana telaga yg mampu menampung setiap kepahitan itu, dan merubahnya menjadi kesegaran dan kedamaian.”


"Hendaknya kita menyedari bahawa musibah yang menimpa kita bukanlah untuk memusnahkan kita, sesungguhnya kehadiran musibah tersebut hanyalah untuk menguji sampai dimana kesabaran kita" (Ibnu Qayyim)

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan.”
Kekurangan harta, secara hakikat, juga berarti kehilangan keyakinan akan kemampuan diri, kehilangan atribut palsu yang biasa kita jadikan landasan rasa percaya diri palsu, kehilangan thaghut yang kita jadikan gantungan. Kehilangan status, kehilangan pangkat dan kekayaan semu.
Kekurangan jiwa, kehilangan kekasih, sahabat, teman dan keluarga. Kehilangan bahan bakar, ’semangat’ palsu yang biasa kita jadikan andalan dan sandaran: karena Dia-lah satu-satunya yang berhak dijadikan tempat bergantung dan berharap. Semua ini akan diganti-Nya dengan —yang lebih baik—: yang menjadikan kita lebih mendekat kepada-Nya.

“Dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Dan Allah mengetahui apa yang ada dalam dadamu. Q. S. [3] : 154


Monday, November 19, 2007

Rezeki Itu Tak Pernah Salah Alamat


Jika kita termasuk yang sering bercukur di tukang cukur bermerk "Pangkas Rambut", cobalah bertanya kepada si akang pemangkas rambut tersebut perihal pendapatannya, maka kita akan takjub bagaimana dia bisa memperoleh 100 hingga 200 ribu perhari .

Kemudian tanyakan juga kepada para pedagang toko kecil yang banyak berdiri di sudut jalan atau ujung gang, biasanya mereka menjual rokok, penganan kecil seperti biskuit dan permen dan juga kebutuhan rumah tangga seperti sabun dan pasta gigi. Hampir semua pemilik warung kecil itu selalu ada saja yang membeli barang dangangan mereka.

Semua pun tahu, bahwa nyaris semua penjahit yang datang dari padang kemudian mencari nafkah di Kalimantan Barat atau di wilayah lain, tetapi kenyataannya mereka tetap hidup dan bisa sejahtera. Seperti halnya tempat-tempat penambal ban maupun bengkel motor di pinggir jalan itu sering kita panggil "Ucok" yang menandakan mereka datang dari Sumatra Utara, tetapi tetap bisa mendapat uang di rantau orang .

Tentu sangat menarik memperhatikan fenomena ini, karena masing-masing mereka sudah ada 'jatah' rezeki dari Allah Swt. Seperti halnya semut yang kecil itu atau nyamuk. Makhluk Allah ini mempunyai rezeki masing-masing. Dan Allah Maha Adil membagi-bagi rezeki kepada setiap makhluk di muka bumi ini.

Lebih jelasnya, setiap orang itu akan mendapatkan rezeki tergantung dari keterampilan yang dimilikinya. Orang yang memiliki skill memotong rambut, maka ia akan membuka usaha cukur rambut. Orang yang mendapatkan pelayanan dari keahlian si tukang cukur, akan membayar sesuai jerih payah dan keahlian tersebut. Sama halnya dengan kita, keterampilan apa yang bisa kita "jual" agar pihak lain mau mengeluarkan sejumlah uang sesuai keahlian yang kita miliki itu.

Intinya, jangan pernah berharap rezeki akan datang begitu saja tanpa ada satu usaha untuk menunjukkan satu bentuk keterampilan yang kita miliki. Lebih dari satu keterampilan yang kita miliki, Insya Allah akan lebih pula yang bisa didapat. Tidak punya keterampilan satu pun, siap-siap selalu gigit jari karena kesempatan selalu terlewat begitu saja tanpa bisa kita raih.

Misalnya begini, pernah ada seorang kawan yang bertanya perihal lowongan di tempat saya bekerja. Kemudian saya tanya, "Mengoperasikan mesin jahit bisa? Bisa memotong kain dengan mesin tidak ?" Untuk dua pertanyaan tersebut, jawabannya sama : Tidak. Ooh, ya kalau begitu saya ajukan satu pertanyaan lagi, "Bisa mengemudi mobil?" Berhubung saat itu di kantor memang sedang membutuhkan seseorang dengan keahlian tersebut. Nyatanya, ia juga menjawab "Tidak" meski dibubuhi kalimat pendukung, "tapi saya bisa belajar kok"

Agak sulit bagi siapa pun untuk membantu mencarikan pekerjaan buat seseorang yang tidak memiliki satu pun keterampilan. Bahkan seorang Office Boy (OB) sekalipun memiliki keterampilan khusus yang menjadi prasyarat ia bisa diterima bekerja sebagai office boy.

Rezeki tidak pernah salah alamat, itu pasti. Kalau mengibaratkannya dengan seorang tukang pos pengantar surat, ia tidak akan pernah kesulitan mengantar surat jika tertera alamat yang jelas dan lengkap. Ditambah lagi, si pemilik rumah pun semestinya menuliskan alamat rumahnya dengan jelas, seperti nomor rumah, RT/RW dan lain sebagainya, agar pak pos tak kesulitan mencocokkan alamat tertera di surat dengan alamat kita. Jangan salahkan jika tukang pos kebingungan mencari alamat kita, karena boleh jadi kita memang tak memasang alamat jelas di depan rumah.

Jadi, tunjukkan kemampuan, keterampilan, dan keahlian yang kita miliki. Agar orang lain bisa melihatnya dengan jelas dan memberikan kesempatan terbaik buat kita. Karena rezeki memang tidak pernah salah alamat, hanya kadang kita sendiri yang tak menunjukkan alamat jelas, sehingga seringkali rezeki berlalu begitu saja. *


dikutip dari : http://www.dudung.net

Apakah TUHAN Menciptakan Kejahatan ?


Apakah Tuhan menciptakan segala yang ada? Apakah kejahatan itu ada?
Apakah Tuhan menciptakan kejahatan?

Seorang Profesor dari sebuah universitas terkenal menantang
mahasiswa-mahasiswanya dengan pertanyaan ini, "Apakah Tuhan
menciptakan segala yang ada?".

Seorang mahasiswa dengan berani menjawab, "Betul, Dia yang menciptakan semuanya". "Tuhan menciptakan semuanya?" Tanya professor sekali lagi. "Ya, Pak, semuanya" kata mahasiswa tersebut.

Profesor itu menjawab, "Jika Tuhan menciptakan segalanya, berarti
Tuhan menciptakan Kejahatan. Karena kejahatan itu ada, dan menurut prinsip kita bahwa pekerjaan kita menjelaskan siapa kita, jadi kita bisa
berasumsi bahwa Tuhan itu adalah kejahatan."

Mahasiswa itu terdiam dan tidak bisa menjawab hipotesis professor
tersebut.
Profesor itu merasa menang dan menyombongkan diri bahwa sekali lagi
dia telah membuktikan kalau agama itu adalah sebuah mitos.

Mahasiswa lain mengangkat tangan dan berkata, "Profesor, boleh saya
bertanya sesuatu?"

"Tentu saja," jawab si Profesor

Mahasiswa itu berdiri dan bertanya, "Profesor, apakah dingin itu ada?"

"Pertanyaan macam apa itu? Tentu saja dingin itu ada. Kamu tidak
pernah sakit flu?" Tanya si professor diiringi tawa mahasiswa lainnya.

Mahasiswa itu menjawab, "Kenyataannya, Pak, dingin itu tidak ada.
Menurut hukum fisika, yang kita anggap dingin itu adalah ketiadaan panas.
Suhu -460F adalah ketiadaan panas sama sekali. Dan semua partikel menjadi diam dan tidak bisa bereaksi pada suhu tersebut. Kita menciptakan kata dingin untuk mendeskripsikan ketiadaan panas.

Mahasiswa itu melanjutkan, "Profesor, apakah gelap itu ada?"
Profesor itu menjawab, "Tentu saja itu ada."

Mahasiswa itu menjawab, "Sekali lagi anda salah, Pak. Gelap itu juga
tidak ada. Gelap adalah keadaan dimana tidak ada cahaya.
Cahaya bisa kita pelajari, gelap tidak.
Kita bisa menggunakan prisma Newton untuk memecahkan cahaya
menjadi beberapa warna dan mempelajari berbagai panjang
gelombang setiap warna. Tapi Anda tidak bisa mengukur gelap.
Seberapa gelap suatu ruangan diukur dengan berapa intensitas cahaya
di ruangan tersebut.
Kata gelap dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan cahaya."

Akhirnya mahasiswa itu bertanya, "Profesor, apakah kejahatan itu ada?"

Dengan bimbang professor itu menjawab, "Tentu saja, seperti yang telah
kukatakan sebelumnya. Kita melihat setiap hari di Koran dan TV. Banyak
perkara kriminal dan kekerasan di antara manusia. Perkara-perkara
tersebut adalah manifestasi dari kejahatan."

Terhadap pernyataan ini mahasiswa itu menjawab, "Sekali lagi Anda
salah, Pak. Kejahatan itu tidak ada. Kejahatan adalah ketiadaan Tuhan.
Seperti dingin atau gelap, kajahatan adalah kata yang dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan Tuhan.
Tuhan tidak menciptakan kejahatan.
Kejahatan adalah hasil dari tidak adanya kasih Tuhan dihati manusia.
Seperti dingin yang timbul dari ketiadaan panas dan gelap yang timbul
dari ketiadaan cahaya."

Profesor itu terdiam.

Nama mahasiswa itu adalah Albert Einstein.

Dan Allah sudah menjanjikan di Al Qur'an utk segala kejahatan baik itu baru di dalam pikiran..

" Rencana jahat apabila terdapat pada diri sseorang maka akam kembali akibatnya kepadanya. Rencana jahat itu tidak akan menimpa selain orang yang merencanakannya sendiri ." (Faathir:34)



Saturday, November 17, 2007

Refleksi Diri.....

Sebuah prosa dari seorang teman...

" Dan akhirnya kujalani hidup ini...
bahkan dengan segala kesalahan-kesalahan yang telah kulakukan
dan yakin ku kan lakukan lainnya,
ku kan jalani semua kesalahan-kesalahan itu
karena pada akhirnya kesalahan-kesalahan itulah
yang mengajarkanku tentang kehidupan yang membuat hidupku hidup..."


Hidup ini akan lebih indah di jalani jika kita mau Refleksi diri...
Daan Mogot, 17 Nov 2007 jam 11:32....

Thursday, November 15, 2007

Akhirnya manusia

Hari ini boleh jadi Anda sedang menginginkan mobil dan rumah. Orang lain ada yang menginginkan lulus kuliah dan menikah. Yang lain lagi sedang berharap usaha yang dirintisnya akan mendapat sambutan meriah dari konsumen. Kemudian 5 tahun berikutnya mungkin semua itu ada yang terwujud, juga ada yang belum terwujud. Pencapaian hidup manusia di dunia ini bermilyar ragamnya, namun akhirnya manusia hanya ada dua: akhir yang baik (husnul khotimah) dan akhir yang buruk (su’ul khotimah).

Dalam kisah-kisah yang sebagian disampaikan dalam hadits Nabi (sayangnya saya kesulitan melacak sumbernya), ada kisah tentang seorang pelacur yang diampuni dosanya olah Allah karena berusaha keras mengambil air dari sumur menggunakan sepatunya hanya untuk memberi minum seekor anjing yang kehausan. Sebaliknya ada kisah seorang wanita yang mendapat siksa neraka karena mengurung kucingnya hingga mati kelaparan. Ada kisah seorang pembunuh yang mati di tengah perjalanan untuk bertaubat sehingga Allah ampuni dosanya. Sebaliknya ada kisah seorang rajin ibadah yang berakhir mati disalib karena pembunuhan setelah dia dijerumuskan setan melalui mabuk minuman keras. Orang itu memang rajin ibadah, sayangnya ibadahnya tanpa ilmu sehingga mudah ditipu.

“Jangan sepelekan amalan-amalan kecil,” demikian kata ustadz Quraish Shihab dalam sebuah tayangan program Ramadhan, sambil mengingatkan kisah pelacur yang menolong anjing kehausan. Boleh jadi amalan kecil itulah yang menjadi jalan datangnya ampunan Allah.
Salah satu rahasia terbesar bagi seorang manusia adalah waktu kematian. Bisa jadi kita mati nanti sore, bisa jadi besok, bisa jadi lusa. Kita tidak tahu. Kematian itu sebuah peluang statistik. Ketika peluang tersebut berinteraksi dengan tepat terhadap kondisi yang dipilih atau dihadapi manusia, dia bisa terjadi. Peluang Anda mati saat membaca tulisan ini secara normal adalah sangat kecil. Namun kalau Anda membaca sambil minum segelas obat nyamuk Baygon, tampaknya peluang matinya berubah drastis menjadi hampir pasti akan mati.


Cara paling cerdas untuk mencapai akhir yang baik adalah dengan selalu berbuat baik. Ini ilmu statistik yang sederhana. Kalau lebih banyak baik daripada buruk, maka peluang akhir yang baik tentu lebih tinggi. Mungkinkah kita banyak buruknya namun berakhir baik? Mungkin saja, tapi peluangnya kecil. Silahkah banyak maksiat, berzina, korupsi, lalu berharap mati dalam keadaan baik. Yakinkah bahwa saat hampir mati uang korupsinya sudah lunas dikembalikan, sudah taubat dari berzina, dan sudah meninggalkan maksiat? Pasti berat untuk drastis berubah dalam sekejab. Jadi, agar peluangnya tinggi harus dibiasakan dan terus dilakukan perbuatan yang baik-baik.

Suatu ketika saya meminjam telpon istri. Saat ponsel dinyalakan, muncul tulisan di layar : upayakan husnul khotimah. Wah, bagus nih, pikirku. Maka tulisan itupun kucontek untuk ‘greeting words’ layar ponselku.

Ya Allah, jadikanlah kami kembali dalam husnul khotimah. Amin....


Dikutip dari http://sepia.blogsome.com

Tuesday, November 13, 2007

Bila Aku Jatuh Cinta


Allahu Rabbi aku minta izin,
Bila suatu saat aku jatuh cinta
Jangan biarkan cinta untuk-Mu berkurang
Hingga membuat lalai akan adanya engkau.

Allahu Rabbi aku punya pinta,
Bila suatu saat aku jatuh cinta
Penuhilah hatiku dengan bilangan cintaMu
Dengan kasihMu yang tak terhingga
Biar rasaku pada-Mu tetap utuh

Allahu Rabbi izinkanlah,
Bila suatu saat aku jatuh cinta
Pilihkan untukku seseorang yang hatinya penuh dengan kasihMu
Dan membuatku semakin mengagumi-Mu

Allahu Rabbi
Bila suatu saat aku jatuh hati
Pertemukanlah kami
Berikanlah kami kesempatan
Untuk lebih mendekatkan cinta-Mu

Allahu Rabbi pintaku yang terakhir
Adalah seandainya aku jatuh hati
Jangan pernah Kau palingkan wajahMu dariku
Anugerahkanlah aku akan cinta-Mu
Cinta yang tak akan pernah pupus oleh waktu

Amiin

Puisi dari seorang teman ......













CINTA KASIH SEORANG IBU...

Jangan terpaku ratapi makamku...
Aku tak tidur disitu...
Kini ku hidup dalam angin seribu,
Ku hidup dalam sinar mentari pagi,
Dalam guyuran lembut gerimis hujan...

Aku hidup saat kau bangun di hening pagi,
Dalam hembusan angin segar,
Bersama burung aku terbang,
Pandangi aku dalam kedip cahaya bintang...

Jangan terpaku di makamku...
Dan mengais ...
Aku tidak tidur disitu,
Aku tak mati.....


I Love you Mom.....
And I Miss You everyday in the rest of my life...