Wednesday, February 06, 2008

Dan duka pun mengalir seperti air

Kini kau jadi seorang lelaki yang berjalan sendirian di bawah gerimis hujan.
Betapa pun pedih duka kaurasakan, kau tetap bertahan.
Hitam rambutmu basah tergerai di dahi, kini tiada kauhiraukan."Kekasih, mengapa cinta, mengapa penuh dengan kebencian?" lirihmu,
sambil memandang butiran hujan dan awan hitam yang bergerak perlahan.

Namun kini matamu tak lagi basah oleh airmata,
maka tak ada lagi duka merayapi sepanjang garis senyummu yang sederhana,
maka kebencian berlalu bersama angin yang berhembus perlahan sehabis hujan.

Mungkin kini kau berharap cinta sejatilah yang akan menuntunmu menjadi manusia, menghapus cemas pada sukma, membasuh debu-debu hatimu dengan cahaya.Namun, siapakah kekasih yang selalu kautunggu itu?

(buat adik-ku yg sedang belajar untuk KUAT)

No comments: